Selamat sore Bunda, Yahnda dan Sobat PAUD dimanapun berada. Hari ini Direktorat Pembinaan Anak Usia Dini di Bandung, Jawa Barat menyelenggarakan program Peningkatan Kapasitas Pendidik untuk Program Ilmuwan Cilik yang digelar 23 hingga 26 Oktober 2019.
Salah satu alasan program ini dilakukan pemerintah terkait memanfaatkan bonus demografi pada 2025-2045, peningkatan kualitas pendidikan harus menjadi prioritas. Indonesia harus menyiapkan generasi muda dengan kemampuan nalar tinggi, khususnya di bidang yang menjadi penggerak ekonomi seperti sains dan teknologi.
Pola pikir ilmiah bisa dilatih melalui pembelajaran berbasiskan STEAM, yaitu Science, Engineering, Arts, dan Mathematics. Dengan STEAM, anak diajarkan untuk berpikir secara komprehensif.
Hal itu dimungkinkan karena pendidikan berbasis STEAM berfokus pada aspek kolaborasi, komunikasi, riset, mencari solusi (problem solving), berpikir kritis, dan kreativitas. Metode pembelajaran ini menggunakan pendekatan antarilmu dan pengaplikasiannya dibarengi pembelajaran aktif berbasis masalah. STEAM bisa dikenalkan pada anak sejak dini dengan peralatan sederhana dan murah di sekitar kita. Sehingga Ayah Bunda bisa membantu menyiapkan si kecil tumbuh menjadi sosok yang kritis, analitis, kreatif dan inovatif.
Dalam mendidik anak usia dini umur tiga hingga lima tahun, yang terpenting kita perlu membangun dulu konsep berpikirnya.
Anak di usia dini tidak boleh dibebani dengan target belajar, menghafal rumus, angka, ataupun alfabet. Jadi anak diajak mengumpulkan data dan melaporkan kembali.
Untuk belajar STEAM di usia 3-5 tahun perlu perhatian khusus, karena ini early thinking and early symbol. Ini dasar dan masa peka belajar bilangan, huruf. Orang tua harus peka mengamatinya, karena pembelajaran si kecil akan muncul tak terduga dalam perkembangan. Jika orang tua kurang peka, maka kesempatan belajar anak bisa lewat begitu saja.