Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy mengungkapkan Raden Ajeng Kartini merupakan tokoh literasi bangsa.
Hal tersebut ia katakan saat menghadiri kegiatan Forum Taman Bacaan (TBM) di Serang, Provinsi Banten, baru-baru ini.
“Kartini bukan sekadar tokoh perempuan yang memperjuangkan emansipasi, tapi Kartini adalah ibu literasi Indonesia,” ujar Muhadjir Effendy dalam siaran persnya.
Menurut Muhadjir, kumpulan surat Kartini yang diabadikan dalam buku merangkum semua pemikiran dan semangat Kartini yang melampaui zamannya. Pemikiran dan semangat itu terus hidup hingga di era kini, dan penting untuk diteruskan kepada generasi berikutnya.
Rendahnya kemampuan literasi siswa Indonesia merupakan cerminan rendahnya budaya literasi di masyarakat. Ia mengajak semua pihak agar bergerak bersama meningkatkan budaya baca generasi muda.
“Literasi itu tidak cukup dengan membaca 15 menit saja,” katanya.
Bagi Muhadjir, literasi tidak hanya dapat digerakkan melalui sekolah, namun juga melalui keluarga, dan masyarakat. Kebiasaan membaca buku bersama dengan anak, atau mendongeng merupakan wujud konkret yang bisa dilakukan orang tua untuk menumbuhkan budaya literasi.
“Jangan sampai anak-anak bisa baca, tapi tidak tahu, tidak paham apa yang dibacanya,” tuturnya.
Menurutnya, peran pegiat forum taman bacaan masyarakat serta pustakawan dipandang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan literasi generasi muda. Ia berpesan agar para pegiat dan pustakawan tidak hanya memberikan pelayanan dalam mengantar buku bacaan ke anak-anak, namun juga dapat memberikan fasilitasi untuk diskusi yang mendorong pemahaman lebih mendalam.
(sus)