Murid Dihukum Push Up karena Nunggak SPP, Ombudsman DKI: Ada Maladministrasi

Murid Dihukum Push Up karena Nunggak SPP, Ombudsman DKI: Ada Maladministrasi

Ombudsman perwakilan Jakarta Raya menyayangkan hukuman push up bagi murid yang menunggak bayar SPP. Menurut Ombudsman, hal itu menunjukkan bahwa lembaga pendidikan tidak patuh terhadap hukum.

"Kekerasan yang terjadi di SDIT Bina Mutjama Bogor menunjukkan bahwa lembaga pendidikan tidak patuh hukum. Alih-alih melindungi siswa yang masih di bawah umur, tenaga pengajar malah melakukan kekerasan yang menyebabkan GNS dihukum push up 100 kali karena belum membayar iuran sekolah," ujar Kepala Perwakilan Ombudsman RI Perwakilan Jakarta Raya Teguh P Nugroho dalam keterangan tertulis, Selasa (29/1/2019).

Teguh mengatakan, selain tak patuh hukum, Yayasan Bina Mujtama dinilai mempraktikkan kekerasan. Dia pun menilai apa yang dilakukan pihak sekolah tidak dapat ditoleransi.

"Tindakan yang dilakukan oleh pengajar di SDIT dengan memaksa siswa melakukan push up masuk dalam praktik kekerasan dan tindakan tersebut tidak dapat ditolerir," katanya.

Menurut Teguh, kasus tersebut dapat berpotensi terjadinya maladministrasi. Mengingat dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak telah diatur mengenai hak anak di lingkungan sekolah.

"Pasal 9 ayat 1a secara tegas menyatakan bahwa setiap anak berhak mendapatkan perlindungan di satuan pendidikan dari kejahatan seksual dan kekerasan yang dilakukan oleh pendidik, tenaga kependidikan, sesama peserta didik, dan/atau pihak lain," katanya.

"Kasus tersebut jelas terdapat aspek maladministrasi pelayanan publik dan aspek hukum pidananya, penyidik dapat langsung mengusut kasus ini tanpa adanya laporan dari korban," sambung Teguh.

Teguh mengungkapkan, pihaknya juga akan menelusuri apakah sekolah tersebut mendapatkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dari pemerintah. Sebab, jika pihak sekolah mendapatkan dana BOS, tidak sepatutnya menjadikan SPP sebagai pungutan wajib sebagiamana tegas diatur dalam Permendikbud 44/2012 tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya Pendidikan pada Satuan Pendidikan Dasar.

"Ini yang akan kita dalami, apakah sekolah tersebut mendapatkan dana BOS dari pemerintah? Jika iya, maka sangat fatal, terlebih tindakan sekolah yang memberikan hukuman kepada anak mengindikasikan pembebanan kewajiban biaya pendidikan kepada sang anak," kata Teguh.

"Pihak sekolah harus bertanggung jawab, Kepala Dinas Pendidikan juga harus ikut bertanggung jawab terkait dengan apa yang terjadi di SDIT Bina Mutjama Bogor, jangan ada lagi kekerasan dan tindak pelaku sesuai hukum," tutup Teguh.

Sebelumnya diberitakan, G mengaku mendapat hukuman dari pihak sekolah karena terlambat membayar SPP. Dia mengaku diberi hukuman 
push up oleh pihak sekolah. Hal ini kemudian membuat G trauma. Dia tidak mau kembali ke sekolah tersebut.

Pihak sekolah kemudian memberi penjelasan. Mereka menyatakan bahwa hukuman itu diberikan untuk menerapkan disiplin kepada murid-muridnya. Penghukuman itu juga merupakan bentuk peringatan kepada orang tua murid.

"Iya sebenarnya sih ingin menerapkan disiplin, dalam rangka memahami betul tanggung jawab sebagai orang tua, kita nggak mau sebenarnya libatkan anak," kata Kepala SDIT Bina Mujtama, Budi, kepada wartawan di kantornya, Bojonggede, Bogor, Selasa (29/1).
(mae/aik)

Sumber: https://news.detik.com/berita/d-4406288/murid-dihukum-push-up-karena-nunggak-spp-ombudsman-dki-ada-maladministrasi
Share:

Konten Atta Halilintar Dinilai Tak Layak Masuk Soal Ujian SD di Serang

Konten Atta Halilintar Dinilai Tak Layak Masuk Soal Ujian SD di Serang

Dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Firman Hadiansyah, menilai konten soal ujian bahasa Indonesia tentang YouTuber Atta Halilintar belum pantas diakses siswa kelas V SD. Siswa sebaiknya diberi soal penguatan berupa pendidikan karakter.

"Dari sisi psikologi, konten Atta Halilintar tidak layak untuk diakses siswa SD. Sebaiknya diberi wacana pendidikan karakter," ujar Firman kepada detikcom di Serang, Banten, Selasa (28/5/2019).

Dari sisi konten, memang menurutnya itu tidak jadi masalah. Ini dinilai pertanyaan wacana untuk menguatkan pemahaman siswa. Tapi wacana tersebut juga belum layak diberikan untuk siswa SD.

Paling tidak, lanjutnya, untuk membuat kriteria bahan ajar harus memenuhi tiga unsur, yaitu psikologi siswa, bahasa, dan latar belakang budaya.

Konten Atta Halilintar Dinilai Tak Layak Masuk Soal Ujian SD di SerangSoal ujian anak SD tentang Atta Halilintar (Bahtiar/detikcom)

Dari sisi bahasa, soal yang diberikan juga ditemukan unsur bahasa asing yang masih belum dipahami siswa SD. Sebaiknya, pembuat soal memakai bahasa yang sederhana.


"Dari sisi latar belakang budaya, konten Atta Halilintar lepas dari budaya keseharian di Kota Serang," paparnya.

Menurutnya, pembuat soal bisa saja mengeksplorasi wacana yang lebih bersifat kebudayaan lokal. Apalagi Kota Serang dekat dengan wacana misalkan tentang Kesultanan Banten atau kehidupan dan budaya masyarakat Baduy.

(bri/jbr)


Sumber: https://news.detik.com/berita/d-4569033/konten-atta-halilintar-dinilai-tak-layak-masuk-soal-ujian-sd-di-serang
Share:

Duh... Siswa SD di Bekasi Ini Belajar Secara Lesehan Sejak 2017

Duh... Siswa SD di Bekasi Ini Belajar Secara Lesehan Sejak 2017

Siswa SDN Pejayon 3 Kota Bekasi harus mengikuti kegiatan belajar mengajar secara lesehan. Pasalnya sekolah tersebut tidak punya bangku dan meja.

"Sejak 2017 akhir (tidak punya bangku dan meja)," ujar seorang guru SDN Pekayon Jaya 3 Kota Bekasi, Abdul Syukur, kepada detikcom, Jumat (13/9/2019).

Abdul bercerita gedung SDN Pekayon Jaya 3 dirubuhkan dan dibangun kembali tahun 2017. Semula hanya memiliki 3 ruang kelas, menjadi 11 kelas.

Sejak saat itu, 6 kelas tak memiliki bangku dan meja. Di antaranya yakni kelas 1b, kelas 2a, kelas 2b, kelas 5b, kelas 6a, kelas 6b.

"210 (siswa terdampak) ya," ujar Abdul.

Pihak sekolah mengimbau setiap murid untuk membawa meja menggambar masing-masing. Namun, sejumlah siswa diketahui tak memiliki meja gambar dan terpaksa menulis di lantai.

Dear Walkot Pepen, Siswa SD di Bekasi Ini Lesehan Belajar Sejak 2017Foto: Isal Mawardi/detikcom

"Ada yang punya, ada yang nggak, terkadang (meja gambar) ada yang patah, ada yang belinya lama gitu," ujar Abdul.

Abdul menjelaskan sejumlah siswa dan orang tua siswa mengaku keberatan jika proses belajar mengajar dilakukan secara lesehan. Pihak sekolah meminta pengertian dari pihak orang tua siswa.

Abdul menyebut kegiatan belajar lesehan ini tidak efektif dan bisa berdampak buruk pada kesehatan para siswa. "Kesehatan ya nggak boleh ya, dari pelajaran IPA kan kita belajar kan takutnya anak itu lari ke tulang, lordosis lah. Konsentrasinya juga agak berkurang karena belajarnya membungkuk, terus juga agak dingin, kan tanpa alas ya. Mereka kebingungan," ujar Abdul.

Pihak sekolah mengaku telah mengajukan permohonan kepada Pemerintah Kota Bekasi agar Disdik memfasilitasi sekolah dengan perlengkapan meja dan bangku.

"Kebetulan memang kita sudah mengajukan bangku itu dari sejak itu, kemudian belum pernah direspons, sampai sekarang belum ada respons," ujar Abdul.

Dear Walkot Pepen, Siswa SD di Bekasi Ini Lesehan Belajar Sejak 2017Foto: Isal Mawardi/detikcom

Pantauan detikcom di SDN Pekayon Jaya 3, Bekasi Selatan, Kota Bekasi, Jumat (13/9) pukul 13.00 WIB, tidak tampak kegiatan belajar mengajar. Sekolah tampak sepi.

Di dalam sejumlah kelas, tidak terdapat meja dan bangku belajar siswa. Terlihat tumpukan meja gambar di bagian belakang kelas. Terdapat tikar berukuran 3 x 2 di pojok kelas.
(mei/jbr)

Sumber: https://news.detik.com/berita/d-4705980/duh-siswa-sd-di-bekasi-ini-belajar-secara-lesehan-sejak-2017
Share:

Dorong Pendidikan Sejak Dini, Anies Resmikan 32 Paud Negeri

Dorong Pendidikan Sejak Dini, Anies Resmikan 32 Paud Negeri

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meresmikan 32 fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) negeri. Program ini bertujuan untuk mendorong adanya pendidikan anak usia dini.
Fasilitas yang diresmikan terdiri dari Tempat Penitipan Anak (TPA) dan Satuan Paud Sejenis (SPS). Fasilitas ini didirikan di beberapa lokasi kantor pemerintahan DKI Jakarta.
"Kami meresmikan 32 Paud negeri di kantor-kantor baik Wali Kota, Camat, Lurah, dan Pasar Jaya," ujar Anies di Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Rabu (2/10/2019).
Anies mengklaim pihaknya akan menambah jumlah fasilitas Paud tersebut untuk kedepannya. Ia menginginkan semua anak di Jakarta bisa mendapatkan pendidikan anak usia dini.
"Kita sendiri Indonesia komitmen di tahun 2030 semua anak mendapatkan pendidikan usia dini, dan Jakarta akan mempercepat ini," jelasnya.
Untuk mewujudkan hal itu, Anies mengaku sedang merencanakannya. Ke depannya ia akan menggandeng banyak pihak dan Paud akan dikelola masyarakat maupun pemerintah.


"Sekarang lagi disiapkan road mapnya, sehingga kita bisa mencapai sesuai dengan target. Pendidikan anak usia dini ini sangat penting," katanya.
Share:

Libatkan 1.091 Guru, Program Pelatihan Pendidikan Karakter Ini Pecahkan Rekor

Libatkan 1.091 Guru, Program Pelatihan Pendidikan Karakter Ini Pecahkan Rekor

Program pelatihan pendidikan karakter yang melibatkan 1.091 guru berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI). Pelatihan ini diharapkan menghasilkan tenaga pendidik yang mampu membentuk karakter para murid.

Pelatihan yang digelar PT Charoen Pokphand Indonesia bersama Universitas Diponegoro ini dilakukan bertahap sejak September 2017 silam.

Hingga hari ini, tercatat 1.091 guru SD dan SMP dari berbagai daerah di tanah air mengikuti pelatihan pendidikan karakter ini. Di antaranya para guru di Jakarta Timur, Jakarta Utara, Tangerang, Lebak, Pontianak, Cirebon, Ciamis, Kuningan, Brebes, Pangkajene, Kampar, Kupang, dan Tanah Laut, Kalsel.

Di Jombang sendiri, ada 110 guru yang ambil bagian dalam program Bakti Pada Guru ini.

"Selama ini CSR kami menyasar kalangan pelajar mulai TK sampai mahasiswa. Kemudian ada masukan untuk memberi pelatihan ke guru juga. Kami kerjasama dengan Undip. Kami ingin ada penguatan karakter guru SD dan SMP," kata Presiden Direktur PT Charoen Pokphand Indonesia juga Ketua Umum Yayasan Charoen Pokphand Thomas Effendy kepada wartawan di lokasi, Rabu (11/7/2018).

Tak disangka, program pelatihan pendidikan karakter terhadap 1.091 guru ini juga berhasil memecahkan rekor MURI.

Dalam kesempatan yang sama, piagam rekor 'Pelatihan Pendidikan Karakter Secara Bersambung Kepada Guru Terbanyak' pun diserahkan langsung Senior Manajer MURI Yusuf Ngadri kepada Thomas.

"Selesai pelatihan ada masa evaluasi tiga bulan yang dilakukan Undip. Sebelum dan sesudah pelatihan bagaimana, termasuk adakah perubahan sikap anak didik. Sejauh ini 900 guru hasil evaluasinya positif," ungkap Thomas.

Ketua Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Jatim Bambang Agus Susetyo menyambut baik adanya perusahaan swasta yang peduli terhadap kompetensi guru di Indonesia. Program pelatihan pendidikan karakter guru ini juga dianggap telah menunjang program Kementerian Pendidikan, yakni peningkatan kompetensi guru.

"Imbasnya pelatihan ini akan ke murid-murid. Kualitas guru di Indonesia karena banyak diisi guru baru belum terstandarkan, maka kualitas guru agak di bawah. Pemerintah akan berusaha mengangkat 100 ribu guru tiap tahun, dididik menjadi profesional," tandasnya.
(lll/lll)

Share:

Cegah Korupsi, Walkot Malang Buat Ekskul Antikorupsi ke Anak SD

Cegah Korupsi, Walkot Malang Buat Ekskul Antikorupsi ke Anak SD

Wali Kota Malang Sutiaji akan membuat ekstrakurikuler (ekskul) antikorupsi di jenjang sekolah dasar (SD). Program ini dibuat untuk membentuk sikap antikorupsi sejak dini.

"Insyaallah akan menjadi pilot project ya, berkaitan dengan pendidikan karakter. Karena, hemat saya, ada dua pendidikan karakter, tapi untuk sekolah SD ekskulnya pendidikan antikorupsi. Nanti dibuatkan kurikulum kombinasi antara yang sudah dilakukan dari teman-teman penindakan. Pencegahan korupsi akan kami lakukan, sandingkan dengan yang lokal," ujar Sutiaji seusai konferensi pers Anugerah Kita Harus Belajar (Kihajar) di Hotel Sultan, Jl Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Jumat (12/10/2018).
Selain pembuatan ekskul, narasi antikorupsi diberikan kepada murid-murid sejak jenjang pendidikan anak usia dini hingga menengah. Pendidikan karakter ini sudah setahun dijalankan. Anak kelas I dan II SD di Malang sudah mulai diberi pendidikan karakter antikorupsi.

"Kalau pendidikan karakter tadi saya lakukan kelas I dan kelas II, kami uji cobakan tidak ada baca-tulis, hanya khusus bagaimana ngantre, bagaimana tata cara menghormati orang tua. Terus ada sebaran uang, memang sengaja kita buang tapi anak ini tidak mengambil. Kita ajak ke mal-mal bagaimana caranya membiarkan anak begitu saja, tapi kita awasi," jelasnya.

Selain itu, anak SD hingga SMP diminta membuat biografi untuk mengetahui kemauan dan arah cita-cita anak tersebut.

"Jadi mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, berkaitan dengan pendidikan karakter anak, kita rekam ya anak ini cita-cita apa sih, ada anak yang cita-citanya dari SMP, TK ke SD sudah berubah, dari SD ke SMP berubah, tapi ada mulai SD mulai TK sampai nggak berubah, oh berarti anak ini yang dikembangkan dari sisi bakatnya ini, jadi ketahuan dan nanti kita sampaikan mungkin nanti konseling itu memudahkan," imbuhnya.

Sumber: https://news.detik.com/berita/d-4253465/cegah-korupsi-walkot-malang-buat-ekskul-antikorupsi-ke-anak-sd?_ga=2.16965946.206179784.1569963908-233749864.1568101830
Share:

Bupati Serang: Pendidikan Karakter Paling Penting

Bupati Serang: Pendidikan Karakter Paling Penting

Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah berpesan agar para guru sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) untuk meningkatkan pendidikan karakter pada siswa. Pendidikan karakter dinilai paling penting dalam menghadapi era teknologi dan globalisasi yang tidak bisa terbendung.

Hal tersebut dikatakan Tatu saat membuka Festival Lomba Seni Siswa Nasional, Festival Lomba Literasi Nasional, Olimpiade Sains Nasional, Olimpiade Olahraga Siswa Nasional, dan Pemilihan Siswa Berprestasi SD-SMP tingkat Kabupaten Serang Tahun 2019 di SDN Julang, Kecamatan Cikande, Senin (25/3/2019).

"Tanpa pendidikan karakter, kita tidak akan menghasilkan siswa yang berprestasi dan berakhlak," tegas Tatu.

Pada berbagai lomba yang digelar, menurut Tatu, sudah komprehensif dalam membangun pendidikan karakter. Sebab memuat bidang ilmu pengetahuan, senin, agama, literasi, dan kearifan lokal.

"Apalagi ada lomba membaca Alquran. Dan terbaru sebagai kearifan lokal, ada lomba Bahasa Jawa Serang," tegas Tatu.

Tatu meminta para guru tidak memberikan beban tinggi kepada para siswa, atau dipaksa untuk memberikan prestasi saat lomba. Siswa harus diberi motivasi bahwa lomba yang digelar untuk mencetak karakter yang lebih baik.

"Agar siswa tidak merasa tertekan, jadikan lomba ini lebih menyenangkan bagi siswa," ujarnya.

Sekadar diketahui, Pemkab Serang memberikan beasiswa untuk SD dan SMP. Yakni SD sebanyak 1.650 siswa dengan rincian siswa tidak mampu 1250 siswa, prestasi 313 siswa, hafidz quran 87 siswa. Total anggaran Rp 1,650 miliar.

Kemudian beasiswa kepada 2500 siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan kategori tidak mampu 2061 siswa, prestasi 314 siswa, dan hafidz quran 125 siswa. Total anggaran Rp 1,750 miliar.

"Beasiswa untuk menjamin semua siswa tidak putus sekolah dan termotivasi untuk berprestasi," ujarnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Serang Asep Nugrahajaya menambahkan, untuk pertama kali terdapat lomba Bahasa Jawa Serang. Kemudian untuk menanamkan karakter siswa, ada lomba membaca Alquran.

Ia menambahkan, Kabupaten Serang punya kearifan lokal atau seni budaya yang tidak dimiliki oleh daerah lain, yakni jurus Silat Kaserangan yang digagas langsung Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah.

"Jurus ini akan kami lombakan pada September. Memang rutin dilombakan," ujarnya.
(idr/mul)

Sumber: https://news.detik.com/berita/d-4482795/bupati-serang-pendidikan-karakter-paling-penting?_ga=2.16965946.206179784.1569963908-233749864.1568101830
Share:

Recent Posts