Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Juli 2019 mengalami inflasi 0,31 persen. Inflasi itu selain disumbang dari bahan pangan juga berasal dari sektor pendidikan, rekreasi, dan olahraga yang menyumbang inflasi sebesar 0,07 persen pada Juli 2019.
Menurut Kepala BPS Suhariyanto, kenaikan biaya pendidikan menjadi penyumbang inflasi terbesar pada Juli 2019. Hal ini karena bertepatan pada ajaran baru sekolah yang baru masuk pada Juli.
"Pendidikan kita sudah menduga setiap bulan Juli di dana pendidikan inflasi 0,92 persen dan sumbangannya 0,07 persen kepada inflasi. Yang beri andil adalah uang sekolah SMA sebesar 0,02 persen, uang sekolah SD, SMP dan kenaikan bimbel masing-masing 0,01 persen. Ini bisa dipahami ketika kita hitung inflasi termasuk sekolah-sekolah swasta jadi untuk pendidikan sumbangan 0,07 persen itu biasa terjadi," katanya di kantor BPS, Jakarta, Kamis (1/8/2019).
Kemudian, tutur Suhariyanto, harga emas juga ikut andil dalam inflasi pada Juli 2019. Emas, sebutnya, memiliki andil terhadap inflasi sebesar 0,04 persen.
"0,04 persen kenaikan harga emas perhiasan yang ikuti harga internasional. Ini terjadi di 76 kota yang sebabkan sandang inflasi 0.70 persen dan andilnya 0,04 persen," tutur dia.
Suhariyanto menambahkan, untuk sektor makanan jadi mengalami inflasi 0,24 persen dengan andil 0,04 persen terhadap inflasi Juli. Inflasi makanan jadi pada Juli disebabkan oleh kenaikan harga ayam.
"Sektor perumahan, air, listrik sumbangannya 0,04 persen. Ini kecil-kecil sekali yang sumbangan utama upah tukang bukan mandor yang beri andil kecil 0,01 persen," pungkas dia.